Being dumb dan being dumped. Kejadian baru-baru ini membuktikan bahwa 'being dumb' adalah disengaja bukan genetika. Ini bukan masalah IPK atau titel sarjana. Being dumb adalah sebuah pilihan hidup. Sosial media dijadikan ajang dramatisasi sebuah kebodohan. Alih-alih berkaca, malah menyuruh orang lain untuk berkaca. Berbuat salah itu manusiawi, tapi yang paling penting adalah introspeksi. Bukannya mengikuti zat kimiawi yang mengarah ke duniawi yaitu sibuk cari empati. Sebuah simpati dari orang lain dianggap cari mati padahal simpatinya datang dari hati, murni. Itulah pentingnya introspeksi. Kamu mungkin butuh sendiri merenungi. Menjadi dewasa itu dulu impian setiap remaja. Setelah mengalami, penuh sensasi & improvisasi. Namun sepertinya dia hanya mencari sensasi karena belum imunisasi. Pun yang 'being dumped'. Jadi korban seseorang yang belum imunisasi itu memang sulit. Seharusnya menyarankan untuk segera mendapat vaksin, tapi itu tadi, sensas...