Mungkin itu adalah motto hidup saya di usia 36 tahun ini. Saya sadar bahwa melakukan dan menyelesaikan semua itu adalah banyak. Everything is much. Ketika saya berusia 20 an dan di awal 30 tahun, saya bersemangat dengan apa yang sedang saya jalankan dan kesulitan yang saya hadapi walaupun ada momen dimana menyerah dan semangat kembali untuk berlanjut, kalian mungkin tidak asing dengan istilah ‘young, wild and free ..’ it is absolutely true dan memiliki mental dan semangat seperti itu memang perlu dimiliki diusia tersebut.
Di usia sekarang, saya rasa saya harus mulai untuk mulai memilah. Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah tidak bersemangat, namun saya ingin bersemangat untuk hal-hal tertentu. Ada momen dimana yang membuat saya berpikir, apa yang saya cari? I cannot have it all, right? Setiap manusia diciptakan memiliki peran masing-masing di dunia ini dan tidakkah menjadi berperan dan menjadi versi terbaik atas dirimu membutuhkan usaha yang luar biasa?
Sejujurnya saya baru saja menyadari bahwa sehat fisik dan mental itu penting sekali. Orang selalu fokus pada sehat secara fisik, dan merasa lemah ketika meminta bantuan untuk kesehatan mental karena penyakit mental masih dianggap aib dan pada akhirnya tak terselesaikan adalah sebuah pemikiran dan tindakan yang harus segera ditinggalkan. Hal yang tidak banyak diketahui, bahwa tubuh selalu memberi tanda. Saya selalu mengabaikan hal tersebut dan menganggap bahwa saya lemah. Something is needed to be fixed.
Tidak sengaja ketika scrolling linimasa di Twitter, saya menemukan twit mbak Iim Fahima tentang ‘Choose Your Hard’. Pada tulisan tersebut, dia menyebutkan beberapa pilihan sekaligus efek dari pilihan tersebut. Never easy, it is. Pada akhirnya harus memilih dan menjalani konsekuensinya, kan? Setelah membaca tulisan tersebut, saya harus belajar memilih. Selama ini saya selalu mencoba menjadi yang terbaik yang saya bisa untuk hal apapun dan saya rasa sekarang ini saya sedang merasa titik lelah saya. Percaya atau tidak, baru-baru ini saja saya belajar bahwa mengatakan ‘I am enough’ itu tak apa dan lelah itu waktu untuk berhenti sejenak.
Kembali lagi pada sebenarnya apa yang saya cari. Saya tidak akan semakin muda. Saya harus tau dan menyadari apa yang akan saya lakukan kedepan dengan hidup saya. Saya bersyukur mendapatkan pasangan hidup yang selalu mendukung saya dan selalu menjadi pendengar yang baik. Kehidupan yang tak pernah saya rencanakan namun ketika saya berharap dan berencana, selalu diberi jalan oleh Tuhan. Saya memulai untuk mencintai diri dan tubuh saya karena merekalah yang menemani saya melalui segalanya. So I have to choose my hard wisely.
Comments
Post a Comment