FAITH
Faith
memiliki beberapa definisi. Sembari saya nyontek di kamus, mungkin anda bisa
mulai berfikir apakah arti Faith sebenarnya. Menurut anda.
“
The feeling of being sure about somebody's ability or good qualities.”
(Longman 2005: Pg. 274)
Sudah
menemukan definisi Faith menurut anda?
Kenapa
saya menyanyakan pendapat anda di awal mengenai definisi Faith dan bukan
mencoba untuk menguraikan pendapat saya sendiri mengenai Faith? Karena bagi
saya pribadi, Faith adalah kepercayaan ataupun keyakinan yang bagi setiap orang
tentunya akan berbeda. Ditulisan saya kali ini dan tulisan-tulisan saya
sebelumnya, saya akan mengemukakan definisi Faith tanpa harus menyalahkan atau
membenarkan pendapat anda kelak. Faith in your own Faith :)
FEELING
OF BEING SURE
Yakin. Itulah kunci dari kepercayaan atau keyakinan
yang kita bangun terhadap sesuatu atau seseorang. Pada dasarnya dan
kesehariannya, Faith lebih sering dihubungkan dengan keyakinan atau kepercayaan
terhadap Tuhan. Tapi saya tidak akan memfokuskan tulisan pada masalah keyakinan
anda terhadap Tuhan, karena bagi saya 'faith' tidak hanya terbatas pada agama
saja, ini bisa tentang apa saja. Sebagai pribadi yang diciptakan oleh-Nya, kita
juga memiliki keyakinan pada sesuatu atau seseorang dalam kehidupan
sehari-hari. Buat saya, rasa yakin atau 'feeling of being sure' tersebut lahir
dengan proses, tidak serta merta yakin hanya dalam hitungan detik. That is why
saya juga gak begitu percaya dengan 'love at the first sight'. Semua itu butuh
proses, saya yakin. Keyakinan saya akan sebuah proses juga bisa disebut Faith.
Membangun kepercayaan itu bukanlah hal yang mudah.
Membuat orang merasa yakin dengan kita atau bahkan kita yakin dengan kemampuan
kita sendiri juga membutuhkan waktu. Seberapa lama bukan menjadi ukuran tingkat
kepercayaan kita terhadap sesuatu atau seseorang. Waktu itu hanyalah angka,
bukan faktor penentu. Buat saya, faktor penentunya adalah diri kita sendiri.
Entah kasusnya adalah kita mencoba untuk percaya pada sesuatu atau seseorang
atau seseorang mencoba percaya pada kita, tetap saja toh penentu utamanya
adalah diri kita sendiri.
ABILITY
OR GOOD QUALITIES
Untuk meyakinkan orang lain atau bahkan diri kita
sendiri, kita harus memiliki kemampuan atau kualitas yang baik. Yakin akan
sesuatu atau seseorang tanpa faktor kemampuan & kualitas yang dimiliki akan
menjadi omong kosong. Semua ada alasannya. Hal-hal yang bersifat emosional pun
punya alasan. Kalaupun ada ungkapan 'tidak dapat diterangkan dengan kata-kata'
itu hanyalah masalah belum menemukan kata yang pas saja. Menemukan kemampuan
dan kualitas itu pastinya butuh proses dan untuk mampu menjadi pertimbangan
adalah usaha. Kemampuan dan kualitas bukan sesuatu yang datang tiba-tiba atau
sebuah keajaiban saja, butuh pribadi yang lebih dari sekedar menarik dan pribadi
yang menghargai proses.
Keyakinan, bentuk awalnya adalah sebuah 'feeling' atau
perasaan yang butuh dipastikan bahwa kelak akan menjadi keyakinan yang solid.
Keyakinan yang solid tentu saja tidak sebatas berhenti pada perasaan awal saja,
karena kita dianugerahi akal atau logika yang mampu membantu kita untuk
membentuk kemampuan atau kualitas yang diharapkan untuk menjadikan sebuah
keyakinan atau kepercayaan menjadi solid. Bahkan mutlak.
Gak
ada yang gak bisa, kalaupun ada yang gak bisa, kita harus yakin bahwa kita
sudah pernah berusaha untuk punya kemampuan dan kualitas yang membawa kita pada
sebuah hasil. Itulah yang bisa membentuk kita menjadi pribadi yang menghargai
proses. Keep Faith alive! :)
Comments
Post a Comment