Skip to main content

RESTART. RECONSIDER. REBUILD

 Memulai kembali.

Sebuah frasa yang awalnya nampak melelahkan namun penasaran untuk dimulai. Bagi saya, memulai sesuatu itu seperti harus kembali lagi menata. Menata apa yang sempat berantakan. Menata apa yang selama ini mungkin saja terbengkalai. Menata lagi tujuan awal kenapa ingin memulai.

Momen yang juga pas, awal tahun. Saya bukan tipe yang senang membuat resolusi karena pada akhirnya, resolusi lebih sering tidak ‘terurus’ karena fokusnya selalu berubah. Memulai kembali, membawa saya pada rencana. Penataan ulang.

‘Do I need this?’

Saya tidak mau memulai tanpa mengetahui apakah saya benar-benar perlu menjalani proses ini lagi. Setelah itu, apakah saya sudah menilai resiko jika proses ini tak sesuai rencana. Apakah saya perlu benar-benar mau? Walaupun pada akhirnya, saya mau. Selalu mempertanyakan segala sesuatu ke diri sendiri dibutuhkan agar kita sadar bahwa kita benar-benar memerlukan ini, bukan hanya sekedar sedang ingin. Banyak proses yang saya pikirkan ketika memutuskan menginginkan sesuatu. Tidak sekejap harus terwujud apalagi ngambek kalau tidak terwujud, haha !

Menata Ekspektasi

Ekspektasi memang kata yang menakutkan untuk saya, entah buat kalian. Saya terbiasa tidak memiliki ekspektasi karena lebih pada jarang memiliki rencana jangka panjang dalam hidup. Saya tidak suka kecewa dengan rencana yang saya buat sendiri. Memangnya ekspektasi hanya untuk rencana jangka panjang? Tentu tidak, namun ekspektasi dibuat atas dasar rencana yang saya jarang buat untuk jangka pendek. Saya memiliki frasa favorit untuk memberikan pengertian pada diri saya bahwa I can’t win them all by choosing my battle atau memilih pertarungan. Dulu saya senang bila merasa tertantang dan ketika kalah bukanlah masalah. Namun semakin kesini, saya merasa bahwa saya sudah cukup dengan ‘stumble and fall’ sehingga sekarang saya lebih memilih untuk ‘steady and enough’. Walaupun namanya hidup tetap saja ada-ada saja, tapi paling tidak saya mampu.

Menata Cara Pandang & Pola Pikir

Dengan memulai kembali, berarti saya juga harus merubah cara memandang beberapa hal dalam hidup dan merubah pola pikir yang sebelumnya hanya berfokus pada kebutuhan saya pada saat itu. Perubahan memang selalu dibutuhkan agar ada keseimbangan dan tidak monoton. Namun perubahan juga menuntut kesiapan pada diri yang terkadang saya bahwa saya tak pernah siap, namun lebih pada ‘mau gak mau’. Perubahan diperlukan, namun tak selalu di elu-elukan. Saya memaksa diri saya untuk mau melihat sudut pandang orang lain yang selama ini tidak saya hiraukan. Be humble.

Mau kembali menjalani. Tak enggan untuk belajar kembali. Tak enggan untuk jatuh lagi walaupun selalu bangkit lagi.

Comments

Popular posts from this blog

WANITA BISA HIDUP SENDIRI (?)

  ‘ Independent woman tertuju kepada sosok wanita yang memiliki kemandirian secara finansial, emosional, dan pribadi . Wanita juga dapat mengambil kendali atas kehidupan yang sedang mereka jalani, serta membuat keputusan sendiri, dan berusaha mencapai tujuan hidup tanpa tergantung pada pihak lain, terutama pria. ’ – www.rri.co.id               ‘Independent woman menurut Kumparan adalah perempuan mandiri yang mampu menetukan sikap sendiri dengan ciri-ciri sebagai berikut : mampu melakukan berbagai hal sendiri, jujur dalam menjalani sebuah hubungan, mampu menetapkan batasan di tempat kerja dan menciptakan tren sendiri.’ - https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-itu-independent-woman-ini-pengertian-dan-ciri-cirinya-20BcnbVK9OA/full               Kenapa saya menambahkan tanda tanya pada judul? Apakah saya sebagai wanita tidak begitu yakin bahwa saya...

KEGALAUAN SEBUAH GENERASI : BELI RUMAH KPR, BELI RUMAH TUNAI, BANGUN RUMAH BELI TANAH, KONTRAK RUMAH ATAU .. BAGAIMANA YA?

            Saya   sering mendengar perdebatan ini di social media akhir-akhir ini. Ada pendapat dari public figure yang merasa bahwa membeli rumah secara KPR itu merugikan karena alasan-alasan finansial yang dia berikan. Ada juga yang memberikan pendapat mending beli rumah secara tunai tinggal terima jadi, gak usah mikir desain, bahan bangunan dan lainnya. Ada juga yang memilih beli tanah kosong dan membangun rumah dengan tipe ‘rumah tumbuh’ sesuai dengan budget yang dimiliki. Ada juga yang memilih mengontrak rumah dahulu Karen tidak mau tinggal dengan orang tua atau mertua. Ada juga yang memilih tinggal di rumah orang tua dahulu karena belum punya dana utk kontrak atau beli rumah. Namun ada juga pasangan menikah yang memilih untuk memiliki anak dahulu.          Untuk saya, dunia maya memang menawarkan banyak pilihan. Itu suatu privilege, karena pengetahuan kita bertambah dan bisa dijadikan pertimbangan untuk men...

CHOOSE YOUR HARD

                 Mungkin itu adalah motto hidup saya di usia 36 tahun ini. Saya sadar bahwa melakukan dan menyelesaikan semua itu adalah banyak. Everything is much. Ketika saya berusia 20 an dan di awal 30 tahun, saya bersemangat dengan apa yang sedang saya jalankan dan kesulitan yang saya hadapi walaupun ada momen dimana menyerah dan semangat kembali untuk berlanjut, kalian mungkin tidak asing dengan istilah ‘young, wild and free ..’ it is absolutely true dan memiliki mental dan semangat seperti itu memang perlu dimiliki diusia tersebut.               Di usia sekarang, saya rasa saya harus mulai untuk mulai memilah. Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah tidak bersemangat, namun saya ingin bersemangat untuk hal-hal tertentu. Ada momen dimana yang membuat saya berpikir, apa yang saya cari? I cannot have it all, right? Setiap manusia diciptakan memiliki peran masing-masin...