BERANI PUNYA MIMPI
Ketika
sosok Pandji Pragiwaksono akhirnya memutuskan untuk menjalani mimpinya jadi stand-up
comedian di New York City. Pertama kali nonton video youtube nya waktu dia cerita
gimana akhirnya memutuskan untuk menjalani mimpinya itu, bikin saya nangis. Iya,
nangis. Menangis karena ikut Bahagia namun sekaligus juga nangis karena sedih. Let
me elaborate the sadness.
Punya
mimpi itu konsep yang bertahun-tahun lalu terasa tabu. Iya, punya mimpi itu
tabu banget karena sebelum ini, saya hanya diajarkan untuk menjalani hidup aja
dan menjadi seseorang yang mengikuti alur hidup yang udah normal di masyarakat.
Sayangnya, saya gak bisa mengikuti alur tersebut karena surprisingly, saya
punya impian. Pada akhirnya saya berani. Mimpinya apa sih?
Mimpi
saya adalah sampai New York City. NYC selalu membawa magnet tertentu yang bikin
saya bilang, “harus nyampe sana”. Dulu mikirnya jadi turis aja, tapi konsep
tinggal di luar negeri yang dulu mengawang, sekarang nampak nyata. Mungkin bagi
yang baca dan belum kenal saya akan merasa saya gila karena punya impian
meninggalkan kehidupan di Indonesia dan tinggal di luar negeri.
Saya
selalu punya ketakutan dalam hidup bahwa hidup saya stagnan. Otak saya selalu
bekerja mencari hal baru dan what’s next in life. Itu fase lima tahunan. Awalnya
kupikir ini hanya fase saja, namun setelah saya ingat lagi, di pekerjaan yang
dulu pun saya juga melewati fase ini dan cenderung punya kenekatan. Saya berharap
saya ini jadi manusia biasa aja yang gak punya misi apa apa dalam hidup, namun
sayangnya, Tuhan menciptakan saya dengan spesifikasi seperti ini.
Padahal
dulu banget sebelum saya lulus kuliah, saya tuh hanya terpikirkan bahwa saya
setelah lulus cari kerja, dapat jodoh, nikah, punya anak dan going through life
as it is. Ternyata seiring berjalannya waktu, saya menjadi orang yang punya
ketagihan tertentu untuk selalu cari tahu dan punya rasa penasaran ini itu. Sebagai
manusia biasa, capek juga, tapi disatu sisi saya juga sangat bersyukur punya
jiwa yang gak pernah puas.
Punya
mimpi itu seperti punya tujuan dalam hidup. Pun sifatnya jangka panjang sembari
mencari jalan menuju impian tersebut. Kalimat Pandji Pragiwaksono ini selalu
membuat saya semangat : impian itu hanya mati suri, gak mati selamanya. Nanti di
masa depan dia akan bangun dan bikin kita menyesal karena memilih untuk gak
menjalanin mimpi itu. Makanya konsep gagal berhasil itu sebenernya udah biasa
dalam hidup saya, secara gak saya sadari. Makanya penilaian orang terhadap
kamu, jangan pernah ditolak mentah atau dianggap subjektif, Karena terkadang
kita gak kenal diri kita sendiri. Orang lain yang melihat kita. Lalu kita coba
pikirkan itu sekali lagi. Kita itu berubah & bertumbuh, ternyata.
Comments
Post a Comment