Everybody has 'it'...


Saya selalu percaya bahwa Tuhan menciptakan kita ini dengan segala kekurangan dan kelebihan. Soal kadar kekurangan dan kelebihannya berapa, hanya Tuhan dan orok yang tau, tapi buat saya, semua orang itu pantas dihargai dan dihormati. Jujur aja, saya nggak bayangin kalau harus menghormati kriminal, koruptor, bajingan, buaya darat dan sejenisnya, tapi saya juga tau mereka ciptaan Tuhan juga, jadi ya semoga mereka pantas saya hormati dan saya hargai pilihan hidupnya itu. Kembali lagi, kemampuan seseorang itu beragam dan bermacam jenisnya, dan sayangnya, beberapa orang hanya melihat kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu hanya sebatas apakah menghasilkan tidak, sophisticated atau tidak dan please, gengsi.

Apakah arti kemampuan? (1)
Seperti yang saya bilang diatas, manusia itu diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Kemampuan, adalah sebuah bagian dari kekurangan dan kelebihan tersebut. Loh bukannya kemampuan itu suatu kelebihan kan ya? Oke, ini pendapat saya aja lho, kalau nggak setuju ya saya persilahkan. Menurut saya, kemampuan itu nggak bisa dilihat dari satu sisi saja, yaitu kelebihan, karena buat saya kemampuan itu juga bagian dari kekurangan, yang saya bagi jadi dua bagian : unseen dan seen. Kekurangan yang unseen tapi dapat dikategorikan sebagai kemampuan adalah Faking (Fucking) Face. Faking Face (atau bisa dibaca 'Fucking Face'). Bahasa gampangnya, bermuka dua atau mulutnya senin-kamis. Kemampuan yang hebat, dan pasti aktingnya meyakinkan. Ini sesuatu yang unseen, pada awalnya, karena anda butuh pembuktian atau pihak lain untuk membuktikannya, atau paling mengenaskan anda akan terus tinggal dan percaya dengan The Faking (Fucking) Face. Kemampuan yang ini sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan korupsi yang menjual kata, penampilan, dan ketika ketawan, ujungnya dihujat dan dikata-katain dan ditinggalkan sebagai ingusan. Kok kayaknya saya ngerti banget ya profesi yang satu ini? Pernahkah saya berperan sebagai the fucking one? Jujur aja ya, saya nggak pernah. Saya Cuma pernah difitnah dan dibohongi dengan kata-kata manis atau kata-kata kejam aja, jadi ya udah kenal lah modusnya. Oke dilarang curhat, yang pasti kemampuan sangat dibutuhkan untuk yang satu ini. Untuk beberapa orang, termasuk saya, ini adalah kelebihan, karena mereka melakukannya dengan sangat meyakinkan. Cukup jelas kan ya kenapa kekurangan pun bisa menjadi kemampuan?

Untuk bagian yang 'seen' sebenarnya cukup sering ditemukan kok. Seperti pencuri, pencontek, dan lain-lain. Ini kemampuan yang 'remeh-temeh' tapi kalau anda tidak punya kemampuan untuk melakukannya, kasian deh lo, ketawan, malu deh ah. Kebetulan saya barusan nonton Public Enemies yang dibintangi oleh the sexiest man on Earth, Johnny Depp dan Sophie Marceau. Depp memerankan seorang pencuri bank paling terkenal sekaligus paling dicari, John Dillinger. Ia cukup terkenal di tahun 1930-an. Yang menjadi poin saya adalah pencurian adalah sesuatu yang tidak terpuji, apapun motifnya, tapi John Dillinger (Depp) memiliki kemampuan yang luar biasa ketika melakukannya. Menurut film tersebut, pencurian memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan: logistik (senjata;in case), planning yang matang, dan timing yang harus benar-benar diperhatikan. Jujur, saya kagum baik dengan sosok Depp sebagai aktor dan sebagai Dillinger. Selain aktingnya yang yahud, tapi di tahun 30-an yang tentu tidak semudah sekarang dari sisi teknologi, tentu butuh pengalaman yang luar biasa dan kemampuan yang mumpuni. Saya nggak nyuruh kalian jadi maling profesional, tapi hanya mau menunjukkan bahwa kemampuan itu bukan hanya milik kelebihan, kekurangan pun punya porsi dalam kemampuan.

Apa arti Kemampuan? (2)
Sekarang mari melangkah pada hal normatif bahwa kemampuan adalah suatu kelebihan yang harus diasah yang kelak (siapa tau) bisa dijadikan sebagai penghidupan dan meningkatkan gengsi anda sebagai makhluk sosial yang butuh eksistensi atau kelebihan yang merupakan 'gift' yang sudah ada dalam diri. Eym. Anda dan saya memang harus berterima kasih dan bersyukur pada Tuhan karena diberi kelebihan. Inti dari kelebihan yang sekaligus disebut kemampuan adalah untuk melengkapi kekurangan yang ujungnya saling melengkapi. Maksudnya? Saya nggak ambil contoh susah deh, sekarang apa intinya ada orang pinter selangit dan ada orang nggak pinter selantai (heh?) ? Kalau anda murah hati, anda akan jawab : " yang pinter ya ngajarin yang nggak pinter dong. " dan kalau anda angkuh, anda akan jawab : " eh itu bukan urusan gue. Gak bisa sih gak bisa aja." atau ujung-ujungnya ngebantu tapi setengah-setengah. Buat saya, kelebihan itu memiliki aspek natural, moral dan takdir-able. Aspek natural yang dimaksud adalah kata lain dari 'gift' yang pasti dimiliki masing-masing individu. Sifatnya permanen karena mendarah daging dalam diri anda. Aspek moral yang dimaksud adalah lebih terarah pada bagaimana anda menggunakannya. Diri kita ini terdiri dari dua hal vital, otak dan hati. Otak, yang fungsinya tidak jauh dari hal-hal logis dan nalar. Hati, tidak jauh dari hal-hal sensitif dan perasaan. Seperti yang saya bilang sebelumnya, bahwa inti dari kelebihan adalah untuk melengkapi kekurangan. Tapi dalam proses saling melengkapi ada sifat angkuh yang melihat kelebihan adalah sesuatu yang jumawa dan enggan untuk dibagi, lalu apa arti kelebihan yang dipunya jika hati tak terpakai? Jawab sendiri. Takdir-able adalah sebuah kata sifat yang ingin menunjukkan kekuatan sebuah takdir yang able to decide everything. Saya masih cukup percaya bahwa takdir itu super power. Disini sifatnya lebih pada konklusi dari dua aspek sebelumnya. Anda pintar atau kelebihan hebat apapun itu + moral yang baik = (insyaAllah) berguna bagi yang lain dan berguna bagi diri anda juga. Anda pintar atau kelebihan hebat apapun itu + moral yang buruk = baik bagi anda tapi apakah baik bagi yang lain? Apakah ini yang dimaksud takdir-able? Belum, bukan tidak. Anda melihat kata 'insyaAllah' dan tanda tanya (?) bukan? Saya ingin menunjukkan bahwa konklusinya MUNGKIN saja seperti itu, tapi hanya takdir yang kelak menunjukkan bagaimana akhir ceritanya.

Kebijaksanaan
Kenapa saya memilih kebijaksanaan? Buat saya kebijaksanaan itu terasa menentramkan. Selain itu, kebijaksanaan adalah hasil dari pemikiran yang matang, hati yang tenang, dan partikel dari rasa menghargai dan menghormati yang dimiliki. Kebijaksanaan kali ini, tidak hanya menyangkut bagaimana kita menggunakan kelebihan kita, tapi juga fokus dengan bagaimana kita menilai kekurangan seseorang. Menggunakan kelebihan dengan bijak adalah satu hal yang buat saya harus dimiliki, karena bagaimanapun juga porsi dari kelebihan akan membludak tak tentu arah dan tujuan jika kita tidak bijak dalam penggunaannya. Fokus saya yang satu ini juga tidak kalah penting, bijak dalam menilai kekurangan seseorang. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, kekurangan memang tidak bisa dibanggakan, tapi kekurangan masih menjadi bagian dari kemampuan. Kekurangan diciptakan bukan sekedar untuk dicemooh. Kekurangan, entah yang seen maupun unseen, ketika mampu lebih bijak untuk entah menggunakan maupun menilainya, buat saya itu tidak akan menjadi sesuatu yang merugikan. Anda Faking Face? Ketika anda mampu bijak, anda tentu lebih memilih untuk tidak melakukannya bukan? Lalu anda pencuri atau pencontek sejati? Ketika anda mampu bijak, anda tentu lebih memilih untuk tidak melakukannya karena kelak anda yang rugi atau bahkan merugikan orang lain. Buat saya jelas, bahwa bagaimanapun juga ketika anda bijak dalam menindak dan bertindak terhadap kemampuan, underestimate hanya kata.

Yang pada akhirnya, masalah menilai kekurangan dan kelebihan itu kembali pada kebijakan yang masing individu miliki. Kemampuan, yang mana terdiri atas kelebihan dan kekurangan, adalah hadiah. Anda membukanya, menggunakannya, pada akhirnya entah anda bijak atau tidak dalam bertindak atau menindak hadiah tersebut.

Comments

Popular Posts