Skip to main content

Idealism VS Ego VS Reality


Idealism, menurut Longman adalah " the believe that you should live according to high standard or principles, even if it's difficult. " idealisme yang terdiri atas unsur believe, standard, dan principles. Menurut saya setiap individu di muka bumi ini harus memiliki idealisme. Buat saya, idealisme itu seperti buku panduan dan pegangan. Jika kamu tidak memilikinya, kamu seperti orang linglung ditengah arus yang terus mengalir deras yang terkadang keras. Unsur believe atau kepercayaan, merupakan 'root' atau akar dari unsur-unsur selanjutnya. Believe bisa diartikan agama, keyakinan, atau sejenisnya. Kepercayaan pasti memiliki panutan, sekali lagi, saya nggak bilang kepercayaan itu harus selalu agama atau sejenisnya, karena kamu bebas memiliki panutan, yang buat saya, itu hak dasar dan hakiki. Kepercayaan itu layaknya kamu menemukan 'soulmate', yang tau ya hanya kamu dan soulmate-mu itu, sifatnya personal. Unsur berikutnya adalah standar, atau saya menyebutnya patokan. Memang terkesan entah bagaimana saya menyebutnya, tapi buat saya standar itu sangat dibutuhkan. Standar itu menentukan kualitas diri kamu sebagai individu. Saya nggak akan men-judge seperti apa standar yang baik dan benar, karena buat saya standar atau patokan orang itu berbeda-beda satu dengan yang lain, karena standar erat hubungannya dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing individu. Setelah kamu memantapkan unsur believe dan standard dalam diri kamu, kelak secara alamiah, kamu akan memiliki principle atau prinsip. Kenapa prinsip datang setelah believe dan standard? Oke, prinsip itu saya gambarkan seperti rumah, yang sebelum jadi bentuk rumah, harus memiliki bentuk dan fondasi yang pas. Dengan bentuk dan fondasi yang pas, saya yakin akan berdiri rumah atau bangunan yang kokoh pula. Believe, standard, dan principle akan membentuk arah hidup, watak, dan mindset individu.

Ego, menurut Longman adalah " think that you are better or more important than other people. " saya lebih memilih definisi yang terakhir, more important than other people (or thought, perhaps). Sebenarnya setiap individu memiliki ego masing-masing, yang membedakan adalah takaran ego tersebut. Ego itu sifatnya 'pushy' dorongannya sangatlah luar biasa untuk dipertahankan, makanya ada sebutan keras kepala bagi yang memiliki dorongan luar biasa semacam itu. Kembali lagi pada takaran, yang mana terkadang kita nggak mampu menakar hingga disebut egois. Kali ini saya juga nggak bisa memberitahukan atau menggurui enaknya takarannya seberapa, karena sifatnya situasional yang terkadang dibumbui emosional. Ada situasi dimana sangat diperlukan untuk mempertahankan ego, tapi ada juga situasi dimana harus menurunkan ego serendah-rendahnya atau mengalah. Ego itu terbentuk awal ketika masa remaja. Kita sudah mengenal keinginan yang enggan diatur-atur oleh orang lain. Kelak mampu bertumbuh subur dimasa pra-dewasa dan dewasa. Kontrol atas ego itu hukumnya wajib.

Reality, menurut Longman adalah " what actually happens or is true, not what is imagined or thought. " jadi reality adalah hidup yang sebenarnya, bukan fantasi atau imajinasi belaka. Pernah dengar ungkapan " hidup itu kejam " ? Saya yakin kamu pernah dengar, atau kurang lebih artinya seperti itu. Memangnya realita (hidup) sekejam itu ya? Kalau buat saya sih jelas, hidup itu nggak mudah. Hidup kan nggak jauh-jauh dari ekspektasi yang menciptakan pencapaian. Realita cukup terdengar dan terkesan angker karena proses untuk mencapai ekspektasi tersebut. Tapi memang hidup begitu kan? Pahit manisnya ya hanya kamu yang mampu meng-createnya, bukan orang lain.

Lalu bagaimana Idealism, Ego, dan Reality saling terhubung dan mempengaruhi satu sama lain?

Menurut saya, realita yang ada, memaksa kita untuk memiliki idealisme dan terkadang, memaksakan ego. Dan inilah yang dinamakan pertarungan hidup yang menginspirasi terciptanya jargon " life is not easy ".. Menurut saya kehidupan memang pertarungan, bukan hanya antar individu saja, tapi yang terkadang tidak diperhatikan adalah pertarungan dengan diri sendiri, idealisme VS ego VS reality. Happy battle everyone!

Comments

Popular posts from this blog

WANITA BISA HIDUP SENDIRI (?)

  ‘ Independent woman tertuju kepada sosok wanita yang memiliki kemandirian secara finansial, emosional, dan pribadi . Wanita juga dapat mengambil kendali atas kehidupan yang sedang mereka jalani, serta membuat keputusan sendiri, dan berusaha mencapai tujuan hidup tanpa tergantung pada pihak lain, terutama pria. ’ – www.rri.co.id               ‘Independent woman menurut Kumparan adalah perempuan mandiri yang mampu menetukan sikap sendiri dengan ciri-ciri sebagai berikut : mampu melakukan berbagai hal sendiri, jujur dalam menjalani sebuah hubungan, mampu menetapkan batasan di tempat kerja dan menciptakan tren sendiri.’ - https://kumparan.com/berita-hari-ini/apa-itu-independent-woman-ini-pengertian-dan-ciri-cirinya-20BcnbVK9OA/full               Kenapa saya menambahkan tanda tanya pada judul? Apakah saya sebagai wanita tidak begitu yakin bahwa saya...

KEGALAUAN SEBUAH GENERASI : BELI RUMAH KPR, BELI RUMAH TUNAI, BANGUN RUMAH BELI TANAH, KONTRAK RUMAH ATAU .. BAGAIMANA YA?

            Saya   sering mendengar perdebatan ini di social media akhir-akhir ini. Ada pendapat dari public figure yang merasa bahwa membeli rumah secara KPR itu merugikan karena alasan-alasan finansial yang dia berikan. Ada juga yang memberikan pendapat mending beli rumah secara tunai tinggal terima jadi, gak usah mikir desain, bahan bangunan dan lainnya. Ada juga yang memilih beli tanah kosong dan membangun rumah dengan tipe ‘rumah tumbuh’ sesuai dengan budget yang dimiliki. Ada juga yang memilih mengontrak rumah dahulu Karen tidak mau tinggal dengan orang tua atau mertua. Ada juga yang memilih tinggal di rumah orang tua dahulu karena belum punya dana utk kontrak atau beli rumah. Namun ada juga pasangan menikah yang memilih untuk memiliki anak dahulu.          Untuk saya, dunia maya memang menawarkan banyak pilihan. Itu suatu privilege, karena pengetahuan kita bertambah dan bisa dijadikan pertimbangan untuk men...

CHOOSE YOUR HARD

                 Mungkin itu adalah motto hidup saya di usia 36 tahun ini. Saya sadar bahwa melakukan dan menyelesaikan semua itu adalah banyak. Everything is much. Ketika saya berusia 20 an dan di awal 30 tahun, saya bersemangat dengan apa yang sedang saya jalankan dan kesulitan yang saya hadapi walaupun ada momen dimana menyerah dan semangat kembali untuk berlanjut, kalian mungkin tidak asing dengan istilah ‘young, wild and free ..’ it is absolutely true dan memiliki mental dan semangat seperti itu memang perlu dimiliki diusia tersebut.               Di usia sekarang, saya rasa saya harus mulai untuk mulai memilah. Saya tidak mengatakan bahwa saya sudah tidak bersemangat, namun saya ingin bersemangat untuk hal-hal tertentu. Ada momen dimana yang membuat saya berpikir, apa yang saya cari? I cannot have it all, right? Setiap manusia diciptakan memiliki peran masing-masin...